Kamera dan koneksi internet yang stabil, menurut saya dua hal tersebut menjadi modal utama yang penting untuk menjadi seorang food blogger. Tapi bagaimana jika kedua modal utama tersebut rusak atau tidak mendukung sementara gadget penggantinya sangat tidak memuaskan? Maka yang terjadi adalah kualitas gambar postingan yang membuat kerutan di kening saya semakin dalam setiap kali memandang dan kesabaran yang semakin menipis kala hendak memposting satu artikel karena koneksi internet yang berjalan lambat. Selambat traffic nan padat di jalanan Ibu Kota. Frustasi. Apalagi dikala semangat memasak sedang menggebu-gebu seperti saat ini.^_^
Tapi tentu saja kedua masalah di atas tidak boleh menjadi penghambat untuk berbagi resep dan hasil kreasi di dapur. Apalagi untuk resep roti di Obsesi Roti ke 18 yang saya tampilkan kali ini. Hmm, pada mulanya saya hanya bermaksud membuat pizza biasa, karena kebetulan di kulkas masih ada semangkuk tumisan daging cincang sisa membuat pizza bun minggu lalu. Anda bisa klik disini jika tertarik dengan resep pizza bun yang yummy. Tapi saya lantas teringat dengan roti bernama monkey bread yang pernah saya lihat dan baca resepnya di beberapa website. Saya belum pernah membuat roti ini sebelumnya dan sepertinya monkey bread pilihan yang lebih menarik dibandingkan pizza yang telah sering saya buat. Jadi malam itu sepulang kantor saya pun berkutat di dapur membuatmonkey bread .... Tentu saja dengan beberapa modifikasi ala saya sendiri.
Agar adonan rotinya lebih kaya serat maka saya tambahkan dengan wheat bran (kulit ari gandum) yang ternyata masih saya miliki di dapur. Untuk artikel mengenai wheat bran anda bisa klik di sini. Sayangnya malam telah larut ketika saya menunggu adonan mengembang. Kantuk yang menyerang memaksa saya untuk memasukkan adonan ke dalam kulkas selama semalam. Hasilnya adonan yang tadinya mekar sempurna menjadi kempes dan keras. Walau dengan rasa kecewa di dada saya pun tetap melanjutkan memproses adonan dan mencetaknya ke dalam loyang-loyang muffin. Hasilnya, walau tidak semekar dan seempuk roti impian tetapi monkey bread ini tetap lezat dan pas untuk mengganjal perut kala sarapan pagi. ^_^
Mengenai monkey bread sendiri sebenarnya tidak jelas siapa yang pertama kali menemukan roti ini. Namun yang terpenting monkey bread memang roti yang cukup unik baik dalam bentuk maupun proses pembuatannya. Monkey bread atau biasa disebut dengan sticky bread, African coffee cake, golden loaf dan monkey brains merupakan sejenis pastry/kue yang lengket, liat dan umumnya disajikan di Amerika Serikat saat sarapan. Asal mula nama monkey bread tidak diketahui secara pasti. Kemungkinan nama ini diberikan karena bentuknya yang menyerupai pohon puzzle monkeyatau mungkin saat menyantap roti ini orang-orang beramai-ramai menarik satu persatu potongan roti sehingga mengingatkan kita akan tingkah laku monyet saat sedang berebut makanan.
Monkey bread alias roti monyet ini sebenarnya terbuat dari adonan roti biasa, yang membedakannya hanyalah adonan lantas dipotong-potong menjadi potongan kecil kemudian masing-masing potongan dicelupkan ke dalam mentega cair dan digelindingkan di kayu manis bubuk atau parutan keju. Adonan lantas di masukkan ke dalam loyang tulban dan dipanggang. Hasil akhirnya adalah roti utuh yang terdiri atas potongan-potongan roti kecil yang mudah untuk ditarik lepas kala akan disantap. Monkey bread pizzaadalah salah satu modifikasi monkey bread lainnya. Alih-alih memanggang pizza dalam bentuk pipih dengan aneka toping di atasnya maka kali ini adonan pizza dalam bulatan-bulatan kecil berisi keju dan pepperoni di panggang dalam loyang bulat, saat akan menyantapnya roti lantas di cocol dalam saus pizza atau saus sambal.
Variasi monkey bread memang bisa beraneka ragam begitu juga dengan rasa yang ditampilkan sesuai dengan bahan isi yang digunakannya. Karamel, coklat dan keju untuk monkey bread dengan citarasa manis atau seperti yang saya lakukan kali ini, saya mengisi bulatan-bulatan adonan yang imut ini dengan cincangan daging, mencelupkannya ke dalam saus yang terasa asam, pedas, dan manis. Hasilnya, so yummy! Anda tertarik dengan resep dan cara pembuatannya? Yuk, mari... ^_^
Monkey bread alias roti monyet ini sebenarnya terbuat dari adonan roti biasa, yang membedakannya hanyalah adonan lantas dipotong-potong menjadi potongan kecil kemudian masing-masing potongan dicelupkan ke dalam mentega cair dan digelindingkan di kayu manis bubuk atau parutan keju. Adonan lantas di masukkan ke dalam loyang tulban dan dipanggang. Hasil akhirnya adalah roti utuh yang terdiri atas potongan-potongan roti kecil yang mudah untuk ditarik lepas kala akan disantap. Monkey bread pizzaadalah salah satu modifikasi monkey bread lainnya. Alih-alih memanggang pizza dalam bentuk pipih dengan aneka toping di atasnya maka kali ini adonan pizza dalam bulatan-bulatan kecil berisi keju dan pepperoni di panggang dalam loyang bulat, saat akan menyantapnya roti lantas di cocol dalam saus pizza atau saus sambal.
Variasi monkey bread memang bisa beraneka ragam begitu juga dengan rasa yang ditampilkan sesuai dengan bahan isi yang digunakannya. Karamel, coklat dan keju untuk monkey bread dengan citarasa manis atau seperti yang saya lakukan kali ini, saya mengisi bulatan-bulatan adonan yang imut ini dengan cincangan daging, mencelupkannya ke dalam saus yang terasa asam, pedas, dan manis. Hasilnya, so yummy! Anda tertarik dengan resep dan cara pembuatannya? Yuk, mari... ^_^
Monkey Bread Pizza Isi Daging Cincang
Resep adonan roti diadaptasikan dari web King Arthur Flour - Chocolate Caramel Stuffed Monkey Bread
Resep isi roti dan bahan pencelup adalah hasil modifikasi sendiri
Bahan untuk isi roti lihat resep Obsesi Roti 16: Weekend ini? Pizza bun yang gurih dan super tasty!
Bahan untuk adonan roti:
- 50 gram wheat bran
- 300 ml susu cair
- 1 1/4 sendok teh garam
- 1 sendok makan gula pasir
- 1/4 sendok teh vanili bubuk
- 1 butir telur ukuran besar, kocok lepas
- 375 gram tepung terigu protein tinggi (misal Cakra Kembar)
- 57 gram mentega/margarine- 7 gram ragi instant (2 1/4 sendok teh), pastikan ragi masih fresh dan aktif, cek masa kedaluarsanya.
Bahan perendam, aduk jadi satu:
- 5 sendok makan saus spaghetti botolan
- 3 sendok makan saus sambal botolan (optional)
- 3 sendok makan saus tomat botolan
- 1 sendok makan gula pasir
- 100 ml minyak zaitun/minyak goreng
- 3 sendok makan keju Parmessan parut atau Cheddar parut
- Seujung kuku Italian seasoning/mixed herbs (optional)
Cara membuat:
Siapkan mangkuk, masukkan wheat bran dan susu cair, aduk hingga wheat bran terendam susu. Biarkan selama 15 - 20 menit. Sisihkan.
Siapkan mangkuk besar lainnya, masukkan semua bahan roti (kecuali mentega/margarine) termasuk wheat bran yang direndam dalam susu cair beserta susunya sekalian ya. Aduk rata dengan spatula hingga semua bahan tercampur dengan baik.
Siapkan meja/permukaan yang datar, taburi dengan tepung terigu dan tuangkan adonan roti ke permukaan meja. Uleni adonan dengan tangan hingga kalis dan lembut. Tambahkan mentega dan uleni kembali hingga adonan dan mentega tercampur baik dan kalis. Bulatkan adonan menjadi bola yang kompak dan padat.
Olesi permukaan mangkuk bekas menguleni adonan dengan minyak goreng, letakkan adonan di mangkuk dan tutup permukaan mangkuk dengan kain bersih. Istirahatkan adonan selama minimal 1 jam atau hingga mengembang menjadi minimal dua kali lipat.
Siapkan oven, set di suhu 180'C. Letakkan rak pemanggang di tengah. Siapkan loyang, anda bisa menggunakan loyang tulban (loyang bulat yang berlubang di tengah) atau loyang muffin seperti yang saya gunakan.
Kembali ke adonan, kempiskan adonan kemudian bagi adonan menjadi potongan-potongan kecil, kira-kira maksimal sebesar bola bekel. Gilas masing-masing potongan adonan hingga tipis dan beri satu sendok teh isi daging cincang yang telah disiapkan. Bulatkan adonan hingga adonan isi terperangkap di tengah dan gelindingkan adonan di permukaan tangan hingga menjadi bola bulat. Masukkan bulatan adonan ke dalam bumbu perendam dan lumuri hingga permukaannya tertutup bumbu.
Letakkan bulatan-bulatan adonan di loyang, tumpukkan menjadi satu hingga loyang penuh. Lakukan hingga semua adonan habis.
Panggang roti selama 25 - 30 menit atau hingga permukaannya mulai terlihat kecoklatan. Keluarkan dari loyang dan biarkan mendingin. Menggunakan ujung pisau atau garpu lepaskan roti dari loyang dan roti siap untuk disantap.
Resep isi roti dan bahan pencelup adalah hasil modifikasi sendiri
Bahan untuk isi roti lihat resep Obsesi Roti 16: Weekend ini? Pizza bun yang gurih dan super tasty!
Bahan untuk adonan roti:
- 50 gram wheat bran
- 300 ml susu cair
- 1 1/4 sendok teh garam
- 1 sendok makan gula pasir
- 1/4 sendok teh vanili bubuk
- 1 butir telur ukuran besar, kocok lepas
- 375 gram tepung terigu protein tinggi (misal Cakra Kembar)
- 57 gram mentega/margarine- 7 gram ragi instant (2 1/4 sendok teh), pastikan ragi masih fresh dan aktif, cek masa kedaluarsanya.
Bahan perendam, aduk jadi satu:
- 5 sendok makan saus spaghetti botolan
- 3 sendok makan saus sambal botolan (optional)
- 3 sendok makan saus tomat botolan
- 1 sendok makan gula pasir
- 100 ml minyak zaitun/minyak goreng
- 3 sendok makan keju Parmessan parut atau Cheddar parut
- Seujung kuku Italian seasoning/mixed herbs (optional)
Cara membuat:
Siapkan mangkuk, masukkan wheat bran dan susu cair, aduk hingga wheat bran terendam susu. Biarkan selama 15 - 20 menit. Sisihkan.
Siapkan mangkuk besar lainnya, masukkan semua bahan roti (kecuali mentega/margarine) termasuk wheat bran yang direndam dalam susu cair beserta susunya sekalian ya. Aduk rata dengan spatula hingga semua bahan tercampur dengan baik.
Siapkan meja/permukaan yang datar, taburi dengan tepung terigu dan tuangkan adonan roti ke permukaan meja. Uleni adonan dengan tangan hingga kalis dan lembut. Tambahkan mentega dan uleni kembali hingga adonan dan mentega tercampur baik dan kalis. Bulatkan adonan menjadi bola yang kompak dan padat.
Olesi permukaan mangkuk bekas menguleni adonan dengan minyak goreng, letakkan adonan di mangkuk dan tutup permukaan mangkuk dengan kain bersih. Istirahatkan adonan selama minimal 1 jam atau hingga mengembang menjadi minimal dua kali lipat.
Siapkan oven, set di suhu 180'C. Letakkan rak pemanggang di tengah. Siapkan loyang, anda bisa menggunakan loyang tulban (loyang bulat yang berlubang di tengah) atau loyang muffin seperti yang saya gunakan.
Kembali ke adonan, kempiskan adonan kemudian bagi adonan menjadi potongan-potongan kecil, kira-kira maksimal sebesar bola bekel. Gilas masing-masing potongan adonan hingga tipis dan beri satu sendok teh isi daging cincang yang telah disiapkan. Bulatkan adonan hingga adonan isi terperangkap di tengah dan gelindingkan adonan di permukaan tangan hingga menjadi bola bulat. Masukkan bulatan adonan ke dalam bumbu perendam dan lumuri hingga permukaannya tertutup bumbu.
Letakkan bulatan-bulatan adonan di loyang, tumpukkan menjadi satu hingga loyang penuh. Lakukan hingga semua adonan habis.
Panggang roti selama 25 - 30 menit atau hingga permukaannya mulai terlihat kecoklatan. Keluarkan dari loyang dan biarkan mendingin. Menggunakan ujung pisau atau garpu lepaskan roti dari loyang dan roti siap untuk disantap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar